DEFINISI
Ensefalitis Arbovirus adalah infeksi otak yang berat yang disebabkan oleh salah satu dari beberapa jenis virus.
Infeksi ensefalitis virus yang paling sering terjadi di Amerika dan ditularkan melalui gigitan serangga adalah :
- Ensefalitis Ekuin Barat
- Ensefalitis Ekuin Timur
- Ensefalitis Santa Louis
- Ensefalitis Kalifornia.
Ensefalitis Ekuin Barat terjadi di seluruh Amerika dan menyerang semua umur, tetapi terutama menyerang anak usia dibawah 1 tahun.
Ensefalitis Ekuin Timur terjadi terutama di Amerika bagian timur, terutama menyerang anak-anak yang sangat muda dan diatas usia 55 tahun, dan lebih fatal.
Kedua jenis ensefalitis tersebut, cenderung lebih berat pada anak dibawah 1 tahun, menyebabkan kerusakan saraf atau otak yang menetap.
Wabah ensefalitis Santa Louis pernah terjadi di seluruh Amerika, terutama di Teksas dan beberapa negara bagian barat-tengah. Resiko kematian terbesar ditemukan pada orang yang lebih tua.
Virus kelompok Kalifornia terdiri dari :
- virus Kalifornia (banyak ditemukan di AS barat)
- virus
- virus
Ketiga virus ini terutama menyerang anak-anak.
INFEKSI ARBOVIRUS LAINNYA
Di bagian dunia yang lain, arbovirus yang berbeda tetapi masih berhubungan, menyebabkan ensefalitis yang ditularkan secara periodik dari alam kepada manusia.
Penyakit-penyakit tersebut adalah :
• Ensefalitis Ekuin
• Ensefalitis Jepang
• Ensefalitis Musim Panas-Musim Semi Rusia dan
• Ensefalitis lainnya yang dinamai sesuai daerah geografis dimana mereka terjadi.
Satu dari infeksi arbovirus penting yang paling dikenal dan bersejarah adalah demam kuning (yellow fever).
Demam kuning adalah penyakit virus yang disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, perdarahan dan sakit kuning. Bisa berakibat fatal.
Penyakit ini banyak ditemukan di Afrika Tengah dan Amerika Tengah dan Selatan.
Demam dengue merupakan infeksi arbovirus yang terjadi di seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
Infeksi ini disebarkan oleh nyamuk, menyebabkan demam, pembesaran kelenjar getah bening dan perdarahan.
Bisa terjadi nyeri otot dan persendian yang hebat dan kadang-kadang disebut demam tulang-retak (breakbone fever).
Bisa berakibat fatal. Lebih sering menyerang anak dibawah usia 10 tahun, dan infeksi berulang dengan jenis virus yang berbeda bisa terjadi pada tahun berikutnya.
PENYEBAB
Virus penyebab ensefalitis disebarkan oleh nyamuk jenis tertentu yang ditemukan di daerah geografis tertentu.
Penyakit ini merupakan endemis (terus menerus ada), tetapi wabah terjadi secara periodik bila jumlah binatang yang terinfeksi bertambah.
Pada manusia terjadi secara kebetulan.
GEJALA
Gejala pertama biasanya berupa sakit kepala, perasaan mengantuk dan demam.
Muntah-muntah dan kaku leher agak jarang ditemukan.
Kedutan otot, bingung, kejang dan koma bisa terjadi dengan cepat.
Kadang-kadang lengan dan kaki menjadi lumpuh.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.
Pungsi lumbal dan pemeriksa cairan serebrospinal menunjukkan cairan yang jernih, tekanannya tinggi, banyak mengandung sel darah putih dan protein, kadar gulanya normal.
Untuk memperkuat diagnosis diambil contoh cairan serebrospinal atau contoh darah untuk dibiakkan di laboratorium.
Kadang dilakukan pemeriksaan reaksi rantai polimerase untuk menentukan virus penyebabnya.
Pemeriksaan serologi dilakukan untuk memastikan bahwa penyebabnya adalah virus.
Hasil pemeriksaan EEG adalah abnormal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Atkins JT. HSV PCR for CNS infections : pearls and pitfalls. Pediatr Infect Dis J, 1999 ; 18 : 823-4.
2. Domingues RB, Tsanalics AM, Pannuti CS, et al. Evaluation of the range of clinical presentations of herpes simplex encephalitis by using polymerase chain reaction assay of cerebrospinal fluid samples. Clin Infect Dis, 1997 ; 25 : 86-9.
3. Dupuis O, Audibert F, Fernandez H. Herpes simplex virus encephalitis in pregnancy. Obstet Gynecol, 1999 ; 94 : 810-2.
4. Kohl S. Postnatal herpes simplex virus infection. In: Feign RD, Cherry JD, eds. Textbook of pediatric infectious diseases.
5. Ucapan terima kasih kepada : dr. Erny, Sp.A atas bantuan dalam penyusunan pedoman diagnosis & terapi, Neurologi anak.
No comments:
Post a Comment